KEKELIRUAN BERFIKIR TTG HIZBUT TAHRIR





Kekeliruan berfikir
1. "Menolak Hizbut Tharir (HT) = Menolak syariah & Khilafah.
2. "Mengikuti Pemilu = Anti Syariah dan Khilafah''
3. "Tingginya angka golput = semakin banyak orang menginginkan Syariah dan Khilafah''
4. "Tingginya angka golput = Keberhasilan dakwah HT''
5. "HT = Syariah dan Khilafah itu sendiri''.

Komentar :
Alhamdulillah .... karena memang semua itu kekeliruan berfikir. Tapi yang pasti, yang keliru berfikir disini bukanlah dari kalangan HT, karena HT tidak pernah mengklaim satupun dari poin-poin diatas. Tapi mari kita telaah satu persatu.

1. Menolak Hizbut Tahrir = menolak syariah & Khilafah.

Sebuah organisasi itu semestinya punya ide serta visi misi perjuangan. Jelas apa yang dituju, dan jelas metode yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Hal ini memang saat ini sudah sangat kabur. Bnyaknya organisasi - apalagi Partai dengan warna dan lambang serta personel berbeda, tapi tidak terlihat perbedaan nyata pada ide, visi, misi, tujuan. maupun metode mencapai tujuan. Jadi mereka itu tidak lebih dari ungkapan serupa tapi tidak sama.

Hizbut Tahrir muncul dengan ide yang sangat khas, visi misi, tujuan serta metode mencapai tujuan yang sangat gamblang dan jelas. Siapapun bisa langsung menilai bahwa dari segi ide, visi, misi, tujuan dan metode pencapaian, HIzbut Tahrir beda dengan yang lain.

Ketika ada individu atapun masyarakat yang suka atau menolak suatu gerakan/organisasi, semestinya karena tidak setuju/sependapat dengan ide, visi, misi, tujuan serta metode pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Namun karena yang ada kebanyakan organisasi-partai tidak memperlihatkan perbedaan nyata, akhirnya penolakan dan kesukaan muncul hanya berlandas pada ashabiyah kelompok, figur kepemimpinan dsbnya.

Hizbut Tahrir dalam hal ini tidak memfasilitasi munculnya kepentingan kelompok. Hal ini terlihat dengan bendera yang dipilih oleh HT sebagai bendera perjuangan adalah justru benderanya Rasulullah, yang membuat siapapun, dari kelompok Islam manapun bisa bergabung dgn HT.
Maka jika ada penolakan pada HT, penolakan itu pastilah pada ide, visi, misi, tujuan serta metode pencapaian tujuan yang dipunyai HT.

HT sudah sangat jelas, ide dan tujuannya adalah menegakkan Syariah dan Khilafah. Siapapun tahu ini, karena sangat gamblang diutarakan dimana-mana. Jadi jika menolak HT bukan karena anti Syariah dan Khilafah, katakanlah alasan penolakan, jangan bersilat lidah.

Aneh jika melontarkan statement seperti diatas, namun dikeseharian, tidak mau diajak berbicara tentang syariah dan Khilafah, menjelek-jelekkan dan menghalangi orang-orang yang ingin berjuang menegakkan syariah dan Khilafah, serta dari mulut yang keluar cuma Demokrasi dan Demokrasi.

2. Mengikuti Pemilu = Anti Syariah dan Khilafah.

Jika ini dialamatkan pada syabab/syabah HT, mereka akan tertawa, karena tidak pernah sekalipun HT mengklaim yang beginian. HT hanya mengatakan buruknya dan kufurnya sistem Demokrasi. Sementara pemilu dalam sistem Demokrasi artinya hanya satu : Mempertahankan terus berlangsngnya sistem Demokrasi itu sendiri. Jadi yang tidak disetujui HT adalah pemilu yang hanya akan meneruskan berlangsungnya sistem kufur Demokrasi.

Maka sekali lagi, jangan pintar bersilat lidah. Jika memang menginginkan Syariah dan Khilafah, kenapa pada saat yang sama juga menginginkan terus diterapkannya sistem Demokrasi ??? Ini bukan lagi kesalahan berfikir, tapi sudah error.

3. Tingginya angka golput = semakin banyak orang yang menginginkan syariah dan Khilafah.

Golput adalah pernyataan penolakan secara simbolis dari individu. Hal yang pasti, ketika golput, faktor utamanya adalah ketidakpuasan, ketidakpercayaan lagi pada jalannya roda pemerintahan. Alasannya berbeda tergantung dari tingkat kecerdasan si golput. Bagi rakyat awam, mereka golput umumnya karena merasa kesulitan hidupnya tidak pernah membaik setelah sudah berkali-kali memilih. Bagi yang melek politik, ada dua sebab. Pertama ketidak percayaan pada oknum-oknum yang berlaga untuk dipilih, apakah caleg, cakada, maupun capres. Kedua Ketidak percayaan pada sistem yang dianut oleh negara.

Dalam berbagai kesempatan, HT tidak pernah mengklaim bahwa tingginya golput = inginnya orang pada Syariah dan Khilafah. Yang selalu kita sebut adalah tingginya golput adalah bukti bahwa orang sudah tidak lagi percaya pada sistem Demokrasi. Orang awam tadi sesungguhnya mereka golput karena sistem Demokrasi tidak pernah mensejahterakan mereka, namun taraf berfikir mereka tidak sampai kesana. Mereka cuma merasa "ini sudah tidak benar", tanpa tahu penyebabnya. Bagi yang merasa ini perkara oknum, bisa saja karena menutup mata atas kemungkinan adanya kesalahan pada sistem yang dipakai, memberi harga mati pada sistem, sehingga sistem tidak boleh disalahkan, akhirnya yang jadi kambing hitam adalah oknum-demi oknum yang terus gagal, karena menerapkan sistem salah.

Hakikatnya, tetap, golput itu sebenarnya adalah penolakan sadar atau tidak pada sistem Demokrasi. Nah, jika sudah menolak (sadar atau tidak) sistem Demokrasi,tentu harus menggantinya dengan sistem lainnya. HT menyodorkan Syariah dan Khilafah. Dan terbukti, hari demi hari dukungan pada ide sistem alternatip ini bertambah, karena memang tidak ada alternatif sistem lain yang lebih baik.

Jadi tingginya angka golput adalah bentuk penolakan (sadar atau tidak,langsung atau tidak langsung) pada sistem Demokrasi, inilah yang selalu diucapkan HT. Dan alternaif sistem pengganti yang ada hanyalah syariah dan Khilafah.

Maka tingginya angka golput, sebenarnya memang harus menunjukkan meningkatnya keinginan pada syariah dan Khilafah, walau tidak pernah diklaim HT. Karena untuk apa golput, jika tidak ingin perubahan sistem ??? Sementara jika mengganti system, yang terbaik hanya syariah dan Khilafah.

4. Tingginya angka golput = keberhasilan dakwah HT.

Statement ini agak mirip dengan statement sebelumnya, dan lagi-lagi tidak pernah diklaim oleh HT. Bagi HT tingginya angka golput adalah bentuk makin tingginya kesadaran masyarakat bahwa pemilihan itu tidak membawa perubahan apa-apa pada kehidupan mereka.

Penyebabnya sudah diterangkan diatas tadi. Yang jelas, HT selalu membeberkan kepada masyarakat kenapa mereka tetap tidak sejahtera walau sudah berulang kali memilih. Selalu kita jelaskan penyebabnya adalah sistem salah yang kita terapkan, yaitu sistem Demokrasi. HT menjelaskannya dengan sangat lugas, dan dengan fakta serta bukti-bukti nyata yang terlihat kasat mata oleh siapapun juga.

Dampak dakwah yang menjelaskan buruknya dan kufurnya sistem yang dianut skarang ini, yang selalu disuarakan HT, dan mendapat respon semakin baik dari hari ke hari, siapapun pasti tidak bisa menolaknya adalah hasil dakwah HT. Dan jelas, mereka yang sudah setuju dengan seruan HT, tidak akan berpartisipasi dalam pemilu yang hanya akan meneruskan kesulitan kehidupan yang mereka rasakan selama ini.

5. HT = Syariah Khilafah itu sendiri.

Well … what can I say ….. ini adalah statement yang bukan saja tidak berasal dari HT sendiri, tapi statemen dari orang yang tidak paham dan tidak mengikuti perkembangan dan sepak terjang HT. Mungkin fakta di Mesir sudah membuktikan bahwa statement ini bukan klaim HT. Disaat perjuangan penumbangan Hosni Mubarak di Mesir, HT Mesir yang kala itu masih secuil anggotanya, tetap meminta pada semua kelompok Islam agar jika Hosni Mubarak jatuh, digantikan dengan menegakkan syariah dan Khilafah. Nah, pertanyaan sederhananya, jika saat itu ada kelompok Islam yang pengikutnya jauh lebih besar dari HT di Mesir yang menyetujui saran HT ini, kmudian mendirikan Khilafah ? Kira-kira yang berdiri itu Syariah dan Khilafah HT nggak ??? Pasti tidak. Lantas jika yang bakal berdiri bukan Khilafah HT, ngapain juga HT Mesir meminta agar didirikan Khilafah di Mesir waktu itu ?

Jika memang Syariah Khilafah itu harus HT, pastilah saat itu HT diam dulu, menggalang kekuatan dulu agar besar melebihi besarnya kelompok lainnya, baru menyuarakan tegaknya syariah dan Khilafah. Itulah metode yang terbaik, jika yang mau didirikan adalah Khilafah HT.

Bagi HT, menegakkan syariah dan Khilafah itu adalah kewajiban bagi semua umat muslim. Jadi kelompok Islam manapun yang nantinya berhasil menegakkan syariah dan Khilafah, asal itu memang sesuai dengan manhaj kenabian, akan didukung HT. Inilah klaim HT.

Kesimpuln : Tidak satupun statement atau klaim-klaim diatas datangnya dari HT sendiri. Klaim-klaim diatas justru klaim-klaim yang dihembuskan pihak lain yang ingin mengecilkan HT, mencari dalih-dalih utk tidak ikut memperjuangkan syariah dan Khilafah, dan mencari pembenaran bagi kelakuannya tatkala tidak memperjuangkan syariah dan Khilafah.

Kekeliruan berfikir yang di klaim HT adalah :
1. Islam = Demokrasi
2. Ikut pemilu dan memilih pemimpin yang meneruskan system Demokrasi = Memperjuangkan Syariah dan Khilafah
3. Klaim memperjuangkan Syariah dan Khilafah – tapi di ucapan dan perbuatan justru mendukung Demokrasi = memperjuangkan Syariah dan Khilafah.
4. Sibuk menyalahkan perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah = Memperjuangkan syariah dan Khilafah.
5. Tingginya Golput = Bukan penolakan pada Demokrasi.

Wallahu a'lam


Bottom of Form

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Memisahkan Tamu Pria dan Wanita Dalam Walimah

MEMBANGUN KELUARGA IDEOLOGIS

PENCABUTAN STATUS BHP HTI BANYAK CACATNYA