Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

NEO LIBERALISME & NEO IMPERIALISME = UMMUL JAROOIM

Neoliberalisme dan Neoimperialisme yg disupport penuh sistem pemerintahan demokrasi, karena semuanya lahir dari rahim ideologi kapitalisme sekulerisme mrupakan ummul jarooim (pangkal alias penyebab utama dari semua kerusakan manusia, sistem kehidupan dan alam) shg kemiskinan semakin meluas, korupsi dan kejahatan sosial smakin merajalela, kebodohan semakin marak, kriminalitas smakin berkembang, dll. Namun lebih dari itu ideologi dan sistem tsb sesungguhnya sistem dan ideologi yg mengha langi kita mencapai tujuan hidup kita (utk beribadah), krn sebagian besar lini kehidupan qt terutama yg berkaitan dg muamalah tdk bernilai ibadah krn tdk memenuhi syarat ibadah yakni benar dan ikhlas. Pndapat para ulama bahwa ibadah terbagi 2 yakni ibadah khusus spt sholat, shaum zakat dan haji dan ada juga ibadah dlm arti umum yakni smua aktifitas kita benar sesuai syariat islam dan ikhlas semata-mata krn Alloh Swt.  Nah, dg sistem kufur tsb banyak umat Islam yg tdk menjalankan ibadah

APA HASIL DAKWAHMU BRO ! OMDO ?

※※ APA HASIL DAKWAH MU? ※※ Terkesan dakwah hanya omdo (omong doang). Tidak ada hasilnya apa-apa. Tidak ada bangunan fisik sedikit pun yang dibangun. Tidak ada sekolah, masjid, rumah sakit, panti asuhan, pondok pesantren, unit usaha, jalan raya, dan aspek-aspek fisik lain yang dibangun. Kalian bisanya hanya demo, seminar, konferensi, diskusi dan lain sebagainya. Adakah sesuatu yang telah dicapai dakwah syariah dan khilafah hingga saat ini? Dakwah itu ya omdo, koar koar, menyampaikan, tabligh, membina, menyadarkan, diskusi, seminar, demo dsb. Dakwah itu sebagai gerakan pemikiran dan politik. Karena itu, kerja dan aktivitas selalu berada dalam wilayah pemikiran dan politik. Dalam wilayah pemikiran adalah mengoreksi pemikiran keliru yang bertentangan dengan Islam, dan meluruskannya agar sesuai dengan Islam. Aspek pemikiran ini mencakup pemikiran dalam wilayah akidah, hukum- hukum syariah, aspek politik, ekonomi, dan menyerang pemikiran kapitalisme,

INDONESIA KITA SAAT INI

INDONESIA KITA SAAT INI. 1. Negeri ini Negeri Demokrasi. 2. Islam di Terorisasi. 3. Syariah di Musuhi. 4. Dakwah di Kriminalisasi. 5. Jilbab di Radikalisasi. 6. Jihadnya di Exstrimisasi. 7. Poligami di halangi. 8. SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme) di gandrungi. 9. Pemberantasan Korupsi Setengah Hati. 10. Klenik dan Perdukunan masuk TiVi 11. Pelacuran di lokalisasi. 12. Miras di legalisasi. 13. Aborsi Makin Menjadi. 14. Pengedar Narkoba di beri Grasi. 15. Judi di lindungi. 16. Riba jadi pilar ekonomi. 17. Pornografi di kategorikan Seni. 18. HAM jadi Kitab Suci. 19. Kekayaan negara dan sumberdaya alam di Privatisasi. 20. Pengungsi Rohingya di Musuhi. 21. Organisasi Papua Merdeka di kasih hati. 22. DPR nya Hobby Berkelahi. 23. Pemerintahannya gemar Ingkar Janji. 24. Rakyat Miskin jadi komoditi. 25. inilah cerminan indonesia kita masa kini Negeri ku sebuah Ironi Menuju RAPAT dan PAWAI AKBAR Gelora bung Karno Jakarta 30-mei-2015 Opinik

MALAPETAKA RUNTUHNYA KHILAFAH

Malapetaka Runtuhnya Khilafah Adalah hal yang wajar dan alami jika seseorang merasa sedih, merasa kehilangan saat miliknya yang berupa materi, yang terkait langsung dengan dirinya lenyap. Berbeda dengan kehilangan sesuatu yang sifatnya non materi, atau materi yang tidak berkaitan langsung dengan dirinya, dalam hal ini memerlukan kesadaran yang lebih untuk sekedar merasakan kehilangan. Oleh sebab itu dapat kita saksikan sebagian orang merasa marah ketika sandalnya dicuri, namun tak masalah kalau tambang emas yang besar dikuasai asing. Orang mudah merasa kehilangan jika anak dan motornya hilang karena keganasan para pembegal, namun tidak merasa ketika kehilangan sistem aturan yang karena ketiadaannya memudahkan mengganasnya para pelaku kriminal. Pada bulan Rajab, tepatnya pada 28 Rajab 1342 H bersamaan dengan 3 Maret 1924, institusi Khilafah yang menerapkan syariah Islam dan menyatukan umat runtuh. Walaupun sudah lebih dari 91 tahun, mungkin masih ada yang bertanya, apa yang

SYARI'AH LEBIH PENTING DIBANDINGKAN BERNAFAS SEKALIPUN

Syari’ah Lebih Penting Dibandingkan Bernafas Sekalipun Ketundukan kepada syari’ah Allah swt, disamping itu merupakan manifestasi kecintaan kepada-Nya, bukti keimanan kepada-Nya, juga merupakan kebutuhan manusia itu sendiri kepada Allah swt, sementara Allah sama sekali tidak berhajat kepada ketaatan makhluk-Nya. Imam Ibnu Qayyim Al Jawziyyah (w. 751 H) dalam kitabnya, Miftâhu Dâri as Sa’âdah , juz 2 hal 318 menyatakan: وَالْحَاجة (إلى الشريعة أشد من الحاجة) إِلَى التَنَفُّسِ فضلا عَن الطَّعَام وَالشرَاب، لِأَن غَايَةَ مَا يُقَدَّرُ فِي عدم التنفس وَالطَّعَام وَالشرَاب موتُ الْبَدَن وتعَطُّلُ الرّوحِ عَنهُ، وَأمّا مَا يُقَدَّرُ عِنْد عدم الشَّرِيعَةِ ففسادُ الرّوحِ وَالْقلبِ جملَةً وهلاك الْأَبَدِ “Dan kebutuhan (terhadap syari’ah adalah lebih besar daripada kebutuhan) terhadap bernafas, apalagi daripada makanan dan minuman, karena sesungguhnya batas akhir yang akan terjadi dalam ketiadaan bernafas, makan maupun minum adalah matinya badan dan terlepasnya ruh darinya. Ada

SYARI'AH & KHILAFAH UNTUK RAHMATAN LIL 'AALAMIIN

Negeri kita saat ini sedang berada dalam cengkeraman neoimperialisme (penjajahan gaya baru) dan neoliberalisme (liberalisme model baru). Musibah dan bencana yang timbul karena neoimperialisme dan neoliberalisme sudah sedemikian berbahaya dan meluas. Karena itu cengkeraman neoimperialisme dan neoliberalisme harus segera dihentikan. Negeri kita ini harus segera diselamatkan. Namun, umat tidak boleh berharap solusi pada demokrasi dan kapitalisme. Pasalnya, neoimperialisme dan neoliberalisme tidak bisa dipisahkan dari demokrasi dan kapitalisme. Jalan keluar dan solusi atas semua itu tidak lain adalah penerapan syariah Islam secara kaffah dalam institusi Khilafah ar-Rasyidah.   Khilafah Pasti Tegak Tegaknya Khilafah ar-Rasyidah memang bukan perkara mudah. Berbagai hambatan, tantangan, gangguan dan rintangan selalu menghadang. Namun, semua itu pasti bisa diatasi dan Khilafah ar-Rasyidah pasti tegak kembali. Tegaknya Khilafah ar-Rasyidah adalah janji Allah SWT dan kaba