Semangat berbagi untuk perubahan sesuai wahyu Illahi dg melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyyah 'Alaa Minhaajin Nubuwwah. #YUK NGAJI.
Mediaumat.news – Saat ini banyak fitnah, tuduhan dan upaya mengkriminalisasi secara tersistematis kepada HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) secara keji dan tidak berprikemanusiaan dengan beragam cara. “Di antaranya bendera tauhid diopinikan sebagai bendera HTI padahal sudah banyak bantahan terkait hal itu, kemudian di beberapa daerah diduga disita oleh penegak hukum dan pengibarnya di Garut divonis bersalah. Lalu muncul tudu han ada upaya makar di balik bendera tauhid,” ujar Sekjen LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan, dalam rilis yang diterima Mediaumat.news, Rabu (8/11/2018). Kemudian sekarang muncul lagi opini keji terhadap HTI di antaranya, “Jangan Suriahkan Indonesia, bahaya HTI terhadap Pancasila”. Slogan ini terus disebarkan melalui medsos, seminar dan lainnya dengan tujuan agar masyarakat menolak dan menjauhi Dakwah HTI. Menurut Chandra, mantra ini terus disebarkan agar muncul ketakutan yang luas, meneror setiap jiwa-jiwa, dihantui ketakutan hingga akhirnya menghilangkan nal...
Ustadz Syamsudin Ramadhan : Tholabun Nushroh Metode Syar’i Menegakkan Khilafah Pidato Pengantar Ustadz Fathiy Syamsuddin Ramadhan An Nawiy Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia dalam Silaturahmi Para Ulama Keluarga Besar Hizbut Tahrir di Wisma Nusantara, Jakarta , Selasa 24/9 Para ulama yang dimulyakan Allah Subhanahu wata’ala , Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan sekaligus kekuatan oleh Allah swt, sehingga bisa berkumpul di majelis yang mulia ini dalam rangka menguatkan silah ukhuwah di antara kita, sekaligus mengokohkan visi dan misi perjuangan menegakkan Khilafah Islamiyyah. Para ulama yang dimulyakan Allah swt, ada beberapa point penting yang perlu al-faqir sampaikan kepada Panjenangan semua. Pertama, aktivitas menegakkan Khilafah Islamiyyah merupakan kewajiban paling penting dari sekian banyak kewajiban penting lainnya di dalam agama Islam. Sebab, para shahabat lebih menyibukkan diri mereka pada kewajiban agung ini dibandingkan ...
Banyak dalil-dalil al-sunnah dan atsar yang menjelaskan tentang al-liwâ’ dan al-râyah, diantaranya dari Ibn Abbas –radhiyaLlâhu ’anhu-: «كَانَ لِوَاءُ -صلى الله عليه وسلم- أَبْيَضَ، وَرَايَتُهُ سَوْدَاءَ» “Bendera (liwâ’) Rasulullah –shallaLlâhu ’alayhi wa sallam– berwarna putih, dan panjinya (râyah) berwarna hitam.” (HR. Al-Hakim, al-Baghawi, al-Tirmidzi. Lafal al-Hakim)[8] Dari Ibn Abbas –radhiyaLlâhu ’anhu-: «كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ، مَكْتُوبٌ عَلَيْهِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ» “Panjinya (râyah) Rasulullah –shallaLlâhu ’alayhi wa sallam– berwarna hitam, dan benderanya (liwâ’) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “lâ ilâha illaLlâh Muhammad RasûluLlâh”.” (HR. Al-Thabrani)[9] Dari Jabir bin Abdullah –radhiyaLlâhu ’anhu-: «أَنَّ النبي -صلى الله عليه وسلم- كَانَ لِوَاؤُهُ يَوْمَ دَخَلَ مَكَّةَ أَبْيَضَ» “Bahwa Nabi –shallaLlâhu ’alayhi wa sallam– liwa’-nya pada hari penaklukkan Kot...
Komentar
Posting Komentar