3 SKENARIO AS DI BALIK ISIS



3 Skenario AS di Balik ISIS

Jumat 27 Ramadhan 1435 / 25 Juli 2014 10:00


Oleh: Anastasia, Alumni Pendidikan Bahasa Jerman UPI Bandung

KELAHIRAN ISIS adalah perpanjangan tangan AS di Irak. AS telah berhasil mengotak-kotakkan kaum muslim di Irak akibatnya perang saudara di Irak semakin tajam. Menurut mantan karyawan Badan Keamanan Nasional (NSA) milik Amerika Serikat, Edward Snowden, intelijen Inggris dan Amerika, serta Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel) bekerja sama untuk menciptakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Snowden mengatakan badan intelijen ketiga negara itu menciptakan sebuah organisasi teroris yang mampu menarik semua ekstrimis dunia ke satu tempat, dengan menggunakan strategi yang disebut “sarang lebah”, seperti dilansir surat kabar the Gulf Daily News, Selasa (15/7). Dokumen NSA terzsebut mengacu pada implementasi terbaru sarang lebah untuk melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.

“Satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi adalah dengan menciptakan musuh di dekat perbatasannya,” menurut dokumen yang dirilis Snowden.

Namun kita harus cerdas menilai bahwa sebenarnya Amerika Serikat mempunyai perhatian lebih pembentukan negara khilafah dan mereka menyakini bahwa khilafah menjadi isu global yang kehadirannya dapat mengancam eksistensi Amerika segala cara telah ditempuh AS termasuk pembentukan ISIS di Irak.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh mantan intelenjen AS Snowden tidak berhenti sampai di situ saja. Tentu bagi kaum muslimin pembentukan ISIS di Irak mengandung pesan yang jauh lebih berbahaya.

Pertama ISIS didesain dengan pencitraan bahwa daulah khilafah penuh dengan kekersaan. Lihat saja bagiamana serpak terjang ISIS begitu fenomenal, ISIS menarik pajak warga sipil secara paksa, kaum Nasrani yang tidak mau mengganti aqidahnya dipaksa untuk membayar pajak jaminan hidup yang cukup tinggi. Ada begitu banyak penyelewengan hak manusia yang dilanggar ISIS.

Kedua kemunculan ISIS menjadi sorotan dunia internasional. Media asing begitu getol memberitakan keburukan ISIS. Dengan begitu opini dunia akan negara khilafah semakin mengerucut pada nilai-nilai negatif. Umat akan semakin jauh dari gambaran khilafah yang sesungguhnya, sehingga kalau ada orang-orang yang memperjuangkan khilafah mereka akan dicap ekstrimis seperti versi ISIS.

Ketiga AS sengaja membiayai berdirinya ISIS sebagai “test water”bagi umat muslim dunia. AS ingin melihat sejauh manakah umat Islam bersemangat dengan “janji Allah”. Sebagian umat islam yang tidak bersabar akan datangnya khilafah berbondong-bendong menyatakan baiat setianya. Data ini menjadi acuan penting bagi AS menilai sebesar apakah antusiasme kaum muslimin menginginkan tegaknya khilafah.

Dengan begitu AS sebenarnya tengah berbenah mengumpulkan segala bentuk kekutaannya untuk melanggengkan ideologi kapitalismenya dan mengahalau kemungkinan terburuk yang akan menganggu eksistensinya. Wallahu’Alam. []

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Memisahkan Tamu Pria dan Wanita Dalam Walimah

MEMBANGUN KELUARGA IDEOLOGIS

HTI: ISIS TAK PENUHI KRITERIA SYARIAT DIRIKAN KHILAFAH