SIAPA SURIAHKAN SURIAH?



© Doni Riw

"Jangan suriahkan Indonesia" katanya.
Menurut mereka, artinya, jangan jadikan Indonesia sebagai arena perang seperti di Suriah.
Seperti mitos soal laut selatan, masyarakat dihipnotis untuk percaya, bahwa yang akan menjadikan Suriah oerang adalah mereka yang mendakwahkan Syariah & Khilafah.
Sebelum hanyut dalam mitos itu, mari kita simak soal perang di Suriah. Siapa sejatinya suriahkan Suriah?
Jika skripsi saja perlu latar belakang masalah, apa lagi perang Suriah. Tentu kita harus melihat latar belakan politik di baliknya.
Suriah dipimpin oleh Bashar Asaad sejak tahun 2000.
Dia menggantikan bapaknya yang memimpin Suriah sejak tahun 1971.
Kalau sampai sekarang, dinasti itu berarti sudah berkuasa selama 47 tahun.
Seorang warga Suriah bernama Issa Ali Khoder, menuliskan kisah kehidupan Suriah di bawah Assad.
Rezim menerapkan kebijakan "One Party One Leader". Di sekolah, anak-anak dijejali dengan doktrin ini.
Setiap pendirian organisasi massa harus seijin partai penguasa. Jamaah masjid didata. Jurnalis diinterograsi setiap bulannya.
Setiap orang yang beraeberangan pendapat dengan rezim rentan menjadi korban kekerasan. Mereka tak boleh menjadi pegawai negeri.
Sejumlah orang dipenjara karena penggunaan sosial media. Penyedia jasa internet hanya mendapat ijin jika menjadi corong official rezim. Koran-koran cetak memberitakan bahwa rakyat mencintai pemimpinnya, meski kenyataan di lapangan sebaliknya.
Ketika gelombang demonstrasi tiba, mereka para pesertanya distigma sebagai kriminal.
Rezim menciptakan satgas sipil di luar militer berisi para preman. Namanya "Shabiha". Tujuannya, untuk menekan opposan.
Untuk menstigma gerakan anti rezim, Assad mengkaitkan para demonstran dengan ISIS. padahal keduanya adalah entitas berbeda.
Keadaan semakin kacau ketika amerika, eropa, dan rusia turut serta dalam menghabisi massa.
Tak ada perlawanan massa tanpa diawali kediktatoran penguasa. Pelajaran itulah yang kita ambil dari Suriah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Memisahkan Tamu Pria dan Wanita Dalam Walimah

MEMBANGUN KELUARGA IDEOLOGIS

HTI: ISIS TAK PENUHI KRITERIA SYARIAT DIRIKAN KHILAFAH