METODE MEWUJUDKAN KHILAFAH ISLAM DENGAN THOLABUN NUSHROH
A : Terangkan kenapa HT dalam perjuangannya menegakkan
kembali daulah Khilafah memilih cara thalabun nusrah daripada jihad.
B : Begini saudaraku, seorang sejarahwan Barat pernah menulis bahwa satu-satunya revolusi yang tidak menumpahkan darah setetespun yang pernah terjadi di muka bumi ini adalah revolusi yang dilakukan oleh Muhammad saw mendirikan daulah Islamiyah di Medinah.
Salah satu kunci keberhasilan Rasulullah hingga revolusi yang dilakukan beliau begitu damai, adalah berkat adanya aktifitas thalabun nusrah yang beliau lakukan.
Tanpa saya tanya pun, saya yakin antum pasti lebih setuju pada penegakan daulah Khilafah tanpa pertumpahan darah, daripada adanya pertumpahan darah. Betul ?
A : Betul. Menarik apa yang antum sampaikan. Tapi saya belum bisa menangkap apa kolerasinya thalabun nusrah dengan revolusi yang tidak menumpahkan darah.
B : Maaf, kayaknya biar lebih jelas, saya akan paparkan dari awal.
A : Silahkan.
B : Revolusi atau perubahan mendasar dan menyeluruh dan sekaligus, selamanya bermula dari adanya pemikiran yang berbeda dengan status quo. Pada masa Rasulullah, pemikiran itu adalah Islam yang diwahyukan Allah kepada Rasulullah, yang berbeda dengan pemikiran Jahiliyah. Tanpa adanya satu pemikiran yang berbeda, tentu tidak akan mungkin ada perubahan.
Pemikiran itu, jika hanya tinggal di dalam kepala satu orang saja, umpamanya Islam hanya ada di benak Rasulullah, maka sampai kapanpun tidak akan mungkin ada perubahan. Maka pemikiran itu harus disebar, harus ditawarkan kepada masyarakat luas. Disini, jika yang menawarkan hanya satu orang, maka jangkauan penyebarannya akan sempit dan akan lama baru tersebar luas. Karenanyalah dibutuhkan kelompok yang tugasnya sebagai penyebar pemikiran ini.
Ini dilakukan Rasulullah dengan pengkaderan para hamlud dakwah, seperti yang termashur, pengkaderan yang dilakukan sembunyi-sembunyi di rumah Arqam. Dari pengkaderan inilah akan muncul kelompok penyebar pemikiran tadi.
Setelah kelompok penyebar ini sudah mantap tsaqafahnya tentang pemikiran tadi, maka barulah diadakan interaksi dengan masyarakat luas. Ini adalah kunci kedua perubahan, yaitu membuat masyarakat setuju pada pemikiran beda yang ditawarkan. Tanpa adanya kesetujuan masyarakat, mustahil akan terjadi perubahan/revolusi. Ini dilakukan sampai masyarakat mayoritas, jika tidak bisa semua, setuju akan pemikiran yang ditawarkan.
Ketika masyarakat sudah setuju, apa sudah bisa dilakukan revolusi ? Rasulullah mencontohkan, tidak. Beliau justru sibuk melakukan aktifits thalabun nusrah ( meminta dukungan dari pihak yang punya kekuatan ). Kenapa ini harus dilakukan ? Kenapa tidak langsung saja frontal masyarakat berhadapan dngan penguasa ?
Inilah kuncinya revolusi damai tadi. Jika masyarakat yang mayoritas sudah setuju untuk perubahan langsung mengadakan gerak revolusi, akan berpotensi mendapat perlawanan dari penguasa yang merasa terancam kekuasaannya. Perlawanan dari penguasa yang masih memegang kendali militer ini sangat berbahaya. Apa yang terjadi di Syria, dimana awalnya masyarakat hanya demo menuntut turunnya Assad, tapi kemudian dibalas dengan pembantaian oleh militer yang masih dikuasai Assad, jadi contoh nyata untuk ini.
Thalabun nusrah ini gunanya untuk menghindari terjadi hal yang begini. Akan diupayakan sehingga militer pun setuju dan menerima serta mendukung perubahan yang mereka lihat juga sudah disetujui rakyat.
Jika ini sudah terjadi, rakyat setuju, dan militer berada dibelakang mereka, maka penguasa tidak akan berkutik lagi. Walaupun tidak rela kekuasaannya berakhir, namun dia tidak punya kekuatan untuk mempertahankan kekuasaannya. Juga tidak punya kekuatan untuk menghentikan desakan dari rakyatnya.
Hasilnya, ya itu, apa yang diakui sejarahwan Barat tadi. Revolusi yang tidak meneteskan setetes darah.
A : Begitu .... baru jelas bagi saya apa kelebihan metode thalabun nusrah ini. Tapi bagaimana dengan, katakanlah Syria yang sudah terjadi pertumpahan darah ?
B : Tahapan ini tetap bisa dilakukan dan memang sedang dilakukan disana. Hanya saja kondisinya sedikit berbeda, karena sudah terlanjur terjadi perang. Seperti saya sebut tadi, perang di Syria ini terjadi karena rakyat disana sudah bergerak sebelum melengkapi tahapan seperti yang dicontohkan Rasulullah diatas. Tapi itu sudah terjadi, tidak perlu kita bahas lagi. Sekarang di Syria, perlawanan rakyat sudah perlawanan bersenjata, dn tidak mungkin lagi rasanya untuk meminta mereka menghentikan perlawanan bersenjata, mengingat jika mereka berhenti, mereka akan dihabisi oleh militer Assad.
Maka khusus untuk wilayah yang sudah ada konflik seperti Syria, Afghanistan, Irak, HT secara keorganisasian disana tetap melakukan tahapan penyebaran pemikiran dengan tujuan perlawanan yang semula hanya ingin menumbangkan Assad ini berubah tujuannya menjadi perjuangan penegakan daulah Khilafah. Kemudian, brigade-brigade mujahidin akan dijadikan sebagai ahlul-quwwah - pihak yang punya kekuatan - sehingga thalabun nusrah ditujukan kepada mereka, bukan kepada militernya Assad.
Namun secara individu, seluruh syabab HT di wilayah konflik itu selaku muslim, wajib ikut mengangkat senjata melawan kedzaliman Assad dan kekuatan Hizbullah yang ingin menghabisi umat Islam disana. Hanya saja, karena ini adalah kewajiban individu, bukan keorganisasian, maka tidak akan ditemui brigade Hizbut Tahrir, atau rigade bentukan Hizbut Tahrir disana. Syabab Hizbut Tahrir bergabung secara individu kepada brigade mujahidin yang paling dekat dengan mereka, dengan satu persyaratan, brigade itu adalah brigade yang memang sudah berkomitmen untuk memperjuangkan penegakan daulah Khilafah.
A : Cukup jelas dan membuat saya mengerti kini. Bagaimana dengan syabab HT di luar daerah konflik, seperti di Indonesia. Apa tidak jadi kewajiban bagi mereka untuk ikut jihad ke wilayah konflik, seperti Syria ?
B : Jika yang mau ditegakkan itu adalah Daulah Khilafah yang wilayahnya cuma Syria, maka syabab HT harus berangkat kesana untuk ikut jihad. Namun daulah Khilafah itu nantinya targetnya adalah keseluruhan negeri-negeri muslim, maka jika seluruh syabab HT tumpah ruah ke Syria, akan terbengkalai gerakan perubahan di negara mereka masing-masing. Kita tidak tahu sampai detik ini, dimana bakal jadi wilayah awal tegaknya daulah Khilafah. Walau sepertinya besar kemungkinan di Syria, tapi mengingat sengitnya perlawanan disana, bisa jadi nanti keduluan tempat lain, seperti Pakistan, atau Indonesia, atau tempat lainnya.
Makanya syabab HT di wilayah/negara masing-masing, fastabiqul khairat, berpacu untuk mengubah wilayah masing-masing agar menjadi awal tegaknya daulah Khilafah. Dengan dikuasainya satu negara, maka dengan spontan militer negara itu akan dibawah kendali daulah Khilafah, dan ini akan bisa sepenuhnya dikerahkan untuk membantu wilayah-wilayah konflik, dimanapun itu.
Dan jikapun ternyata daulah Khilafah tegak di Syria, maka dengan terus berlangsungnya penyebaran ide oleh syabab HT di seluruh negeri muslim, maka insyaallah proses reunifikasi/ penyatuan seluruh negeri-negeri itu dengan wilyah awal daulah Khilafah akan mudah terjadi. Sebaliknya, jika seluruh syabab HT meninggalkan negri masing-masing dan berjuang di Syria, maka jika Syria menjadi daulah Khilafah, negeri-negeri lainnya akan sulit untuk disatukan, karena masyarakatnya belum setuju dengan penegakan daulah Khilafah, akibat berhentinya seruan atau penyebaran opini di negeri-negeri itu, krena para penyebar opini sudah meninggalkan negeri dan berjuang di Syria.
B : Begini saudaraku, seorang sejarahwan Barat pernah menulis bahwa satu-satunya revolusi yang tidak menumpahkan darah setetespun yang pernah terjadi di muka bumi ini adalah revolusi yang dilakukan oleh Muhammad saw mendirikan daulah Islamiyah di Medinah.
Salah satu kunci keberhasilan Rasulullah hingga revolusi yang dilakukan beliau begitu damai, adalah berkat adanya aktifitas thalabun nusrah yang beliau lakukan.
Tanpa saya tanya pun, saya yakin antum pasti lebih setuju pada penegakan daulah Khilafah tanpa pertumpahan darah, daripada adanya pertumpahan darah. Betul ?
A : Betul. Menarik apa yang antum sampaikan. Tapi saya belum bisa menangkap apa kolerasinya thalabun nusrah dengan revolusi yang tidak menumpahkan darah.
B : Maaf, kayaknya biar lebih jelas, saya akan paparkan dari awal.
A : Silahkan.
B : Revolusi atau perubahan mendasar dan menyeluruh dan sekaligus, selamanya bermula dari adanya pemikiran yang berbeda dengan status quo. Pada masa Rasulullah, pemikiran itu adalah Islam yang diwahyukan Allah kepada Rasulullah, yang berbeda dengan pemikiran Jahiliyah. Tanpa adanya satu pemikiran yang berbeda, tentu tidak akan mungkin ada perubahan.
Pemikiran itu, jika hanya tinggal di dalam kepala satu orang saja, umpamanya Islam hanya ada di benak Rasulullah, maka sampai kapanpun tidak akan mungkin ada perubahan. Maka pemikiran itu harus disebar, harus ditawarkan kepada masyarakat luas. Disini, jika yang menawarkan hanya satu orang, maka jangkauan penyebarannya akan sempit dan akan lama baru tersebar luas. Karenanyalah dibutuhkan kelompok yang tugasnya sebagai penyebar pemikiran ini.
Ini dilakukan Rasulullah dengan pengkaderan para hamlud dakwah, seperti yang termashur, pengkaderan yang dilakukan sembunyi-sembunyi di rumah Arqam. Dari pengkaderan inilah akan muncul kelompok penyebar pemikiran tadi.
Setelah kelompok penyebar ini sudah mantap tsaqafahnya tentang pemikiran tadi, maka barulah diadakan interaksi dengan masyarakat luas. Ini adalah kunci kedua perubahan, yaitu membuat masyarakat setuju pada pemikiran beda yang ditawarkan. Tanpa adanya kesetujuan masyarakat, mustahil akan terjadi perubahan/revolusi. Ini dilakukan sampai masyarakat mayoritas, jika tidak bisa semua, setuju akan pemikiran yang ditawarkan.
Ketika masyarakat sudah setuju, apa sudah bisa dilakukan revolusi ? Rasulullah mencontohkan, tidak. Beliau justru sibuk melakukan aktifits thalabun nusrah ( meminta dukungan dari pihak yang punya kekuatan ). Kenapa ini harus dilakukan ? Kenapa tidak langsung saja frontal masyarakat berhadapan dngan penguasa ?
Inilah kuncinya revolusi damai tadi. Jika masyarakat yang mayoritas sudah setuju untuk perubahan langsung mengadakan gerak revolusi, akan berpotensi mendapat perlawanan dari penguasa yang merasa terancam kekuasaannya. Perlawanan dari penguasa yang masih memegang kendali militer ini sangat berbahaya. Apa yang terjadi di Syria, dimana awalnya masyarakat hanya demo menuntut turunnya Assad, tapi kemudian dibalas dengan pembantaian oleh militer yang masih dikuasai Assad, jadi contoh nyata untuk ini.
Thalabun nusrah ini gunanya untuk menghindari terjadi hal yang begini. Akan diupayakan sehingga militer pun setuju dan menerima serta mendukung perubahan yang mereka lihat juga sudah disetujui rakyat.
Jika ini sudah terjadi, rakyat setuju, dan militer berada dibelakang mereka, maka penguasa tidak akan berkutik lagi. Walaupun tidak rela kekuasaannya berakhir, namun dia tidak punya kekuatan untuk mempertahankan kekuasaannya. Juga tidak punya kekuatan untuk menghentikan desakan dari rakyatnya.
Hasilnya, ya itu, apa yang diakui sejarahwan Barat tadi. Revolusi yang tidak meneteskan setetes darah.
A : Begitu .... baru jelas bagi saya apa kelebihan metode thalabun nusrah ini. Tapi bagaimana dengan, katakanlah Syria yang sudah terjadi pertumpahan darah ?
B : Tahapan ini tetap bisa dilakukan dan memang sedang dilakukan disana. Hanya saja kondisinya sedikit berbeda, karena sudah terlanjur terjadi perang. Seperti saya sebut tadi, perang di Syria ini terjadi karena rakyat disana sudah bergerak sebelum melengkapi tahapan seperti yang dicontohkan Rasulullah diatas. Tapi itu sudah terjadi, tidak perlu kita bahas lagi. Sekarang di Syria, perlawanan rakyat sudah perlawanan bersenjata, dn tidak mungkin lagi rasanya untuk meminta mereka menghentikan perlawanan bersenjata, mengingat jika mereka berhenti, mereka akan dihabisi oleh militer Assad.
Maka khusus untuk wilayah yang sudah ada konflik seperti Syria, Afghanistan, Irak, HT secara keorganisasian disana tetap melakukan tahapan penyebaran pemikiran dengan tujuan perlawanan yang semula hanya ingin menumbangkan Assad ini berubah tujuannya menjadi perjuangan penegakan daulah Khilafah. Kemudian, brigade-brigade mujahidin akan dijadikan sebagai ahlul-quwwah - pihak yang punya kekuatan - sehingga thalabun nusrah ditujukan kepada mereka, bukan kepada militernya Assad.
Namun secara individu, seluruh syabab HT di wilayah konflik itu selaku muslim, wajib ikut mengangkat senjata melawan kedzaliman Assad dan kekuatan Hizbullah yang ingin menghabisi umat Islam disana. Hanya saja, karena ini adalah kewajiban individu, bukan keorganisasian, maka tidak akan ditemui brigade Hizbut Tahrir, atau rigade bentukan Hizbut Tahrir disana. Syabab Hizbut Tahrir bergabung secara individu kepada brigade mujahidin yang paling dekat dengan mereka, dengan satu persyaratan, brigade itu adalah brigade yang memang sudah berkomitmen untuk memperjuangkan penegakan daulah Khilafah.
A : Cukup jelas dan membuat saya mengerti kini. Bagaimana dengan syabab HT di luar daerah konflik, seperti di Indonesia. Apa tidak jadi kewajiban bagi mereka untuk ikut jihad ke wilayah konflik, seperti Syria ?
B : Jika yang mau ditegakkan itu adalah Daulah Khilafah yang wilayahnya cuma Syria, maka syabab HT harus berangkat kesana untuk ikut jihad. Namun daulah Khilafah itu nantinya targetnya adalah keseluruhan negeri-negeri muslim, maka jika seluruh syabab HT tumpah ruah ke Syria, akan terbengkalai gerakan perubahan di negara mereka masing-masing. Kita tidak tahu sampai detik ini, dimana bakal jadi wilayah awal tegaknya daulah Khilafah. Walau sepertinya besar kemungkinan di Syria, tapi mengingat sengitnya perlawanan disana, bisa jadi nanti keduluan tempat lain, seperti Pakistan, atau Indonesia, atau tempat lainnya.
Makanya syabab HT di wilayah/negara masing-masing, fastabiqul khairat, berpacu untuk mengubah wilayah masing-masing agar menjadi awal tegaknya daulah Khilafah. Dengan dikuasainya satu negara, maka dengan spontan militer negara itu akan dibawah kendali daulah Khilafah, dan ini akan bisa sepenuhnya dikerahkan untuk membantu wilayah-wilayah konflik, dimanapun itu.
Dan jikapun ternyata daulah Khilafah tegak di Syria, maka dengan terus berlangsungnya penyebaran ide oleh syabab HT di seluruh negeri muslim, maka insyaallah proses reunifikasi/ penyatuan seluruh negeri-negeri itu dengan wilyah awal daulah Khilafah akan mudah terjadi. Sebaliknya, jika seluruh syabab HT meninggalkan negri masing-masing dan berjuang di Syria, maka jika Syria menjadi daulah Khilafah, negeri-negeri lainnya akan sulit untuk disatukan, karena masyarakatnya belum setuju dengan penegakan daulah Khilafah, akibat berhentinya seruan atau penyebaran opini di negeri-negeri itu, krena para penyebar opini sudah meninggalkan negeri dan berjuang di Syria.
Komentar
Posting Komentar